Jumat, 02 Juni 2017

Cerpen Lifestyle

“We Are Hedonism”
sebuah cerpen tentang gaya hidup

Kubuka kedua mataku dengan perlahan namun pasti, sedikit demi secercah cahaya itu pun mulai terlihat. “Hmmm, hangatnya” kataku sambil memandang ke arah jendela terlihat sang mentari menampakkan senyumnya di pagi hari begitu menghangatkan. “ Eh neng sudah bangun, ayo neng cepetan mandi terus sarapan” kata bi Ijah. “Iya bi, oke”  jawabku sambil menyunggingkan senyuman hangatku.
Setelah selesai menyelesaikan “ritual pagi” aku pun bergegas untuk segera berangkat ke kampus. Ku tancapkan kunci mobilku dan segera tancap gas menuju ke kampus. Sesampainya di kampus langsung ku parkirkan mobilku dan melangkahkan kakiku  ke tempat dimana seharusnya aku berada. Yup di ruang kelas. Aku pun disambut oleh kedua teman baikku Marsha dan Shita. Oh ya perkenalkan namaku Shella Sofira, biasa disapa Shella. “ Shell, abis ngampus kita kemana yuk. Soalnya gue lagi bosen di rumah” tanya Marsha. “Kita ke cafe yang baru buka aja yuk, tempatnya cozy banget, pokoknya Hitz Bogor lahh” ajak Shita dengan semangat ‘45. “ Ya ampun girls, ini tuh masih pagi ya. Kuliah aja belum mulai, kalian udah ribut ‘main’ aja” tegasku. ”Hmmm, iya sihh yaudahlah ya kita pikirin ntar” Marsha meyerah.
Waktu yang dinanti - nanti pun tiba. Perkuliahan selesai. “Yeayy, akhirnya kelar juga, yuk yuk main”, ajak Marsha dengan wajah sumringahnya. “Yaudah berhubung gue juga pengin ngilangin badmood jadi yuk kita berangkat” ajakku. “Oke” jawab Shita singkat. Kami pun bergegas masuk ke mobil dan melaju ke tempat yang sedari tadi menjadi tujuan kami. “Kita mau kemana nih, gimana kalo selain ke cafe kita mall juga? Seperti biasa” tawar Shita. “Good Idea taa” jawab Marsha sambil mengacungkan jempolnya.
Sesampainya di cafe. “Wah bener ya, tempatnya emang cozy banget nih” kata Marsha. “ Iya bener, wahh ini patut jadi tempat nongkrong wajib kita nihh” kataku dengan wajah sumringah. “Iya dong, siapa dulu yang nemu ini tempat. Secara gue gitu anak hitz Bogor”  kata Shita dengan bangganya.
Setelah kami berbincang-bincang pelayanpun datang sambil menawarkan menu untuk dipesan. “Oh iya mba saya pesan Lasagna Classic sama Hot Tea Earl Grey dong” pesanku. “Kalo aku mah Italian Mango Salad sama Fresh squash aja” pesan Marsha. “Oke, aku pesen Bratwurst Smokey Beef, Lemon tea sama American sundae aja deh mba” pesan Shita. “Baik, tunggu sebentar ya” kata pelayan sambil beranjak pergi untuk menyiapkan pesanan kami.

Setelah selesai makan kami melanjutkan ‘trip’ selanjutnya yaitu menuju ke salah satu mall terbesar di kota Bogor.  “Eh besok gue mau nge-date sama gebetan gue nih, kayanya gue butuh baju, tas, sepatu jam dll yang baru nih” kata Marsha. “Yaudah gih beli, masa iya lo mau biasa aja ketemu gebetan” kata Shita. “Yaudah yuk, gue juga mau beli parfum baru lagi nih soalnya gue udah bosen gitu, sekalian aja” ajakku.
Di dalam mall, kami pun sibuk mencari-cari apa yang menjadi keinginan dan kesenangan kami. Yupss kesenangan dan kemewahan lebih tepatnya. Karena kami sebenenarnya tidak terlalu mementingkan apa yang kita butuhkan dan apa yang tidak kita butuhkan. Kita hanya terus dan terus melakukan hal-hal yang kami anggap itu adalah menyenangkan dan mewah. Hal itu membuat kami dijuluki sebagai penganut “Hedonisme” karena kami suka kesenangan dan kemewahan.
“Liat deh bajunya lucu, cocok ngga kalo gue pake buat nge-date besok?” tanya Marsha. “Menurut gue kurang deh, kurang mahal haha”candaku. “Ya bener tuh kata Shella, coba deh kalo yang ini kayanya cocok buat lo” kata Shita sambil menunjukkan pilihannya dengan harga yang dibandrol jutaan rupiah. “Iya, itu gue banget. Oke deh gue ambil” kata Marsha sambil membawa baju pilihannya ke kasir. “Bentar deh, emang gebetan lo itu siapa sih?” tanyaku kepo. “Itu loh si Boy, masa lo gatau sih”jawab Marsha. “Omg, si Boy kolektor Lamborghini itu kan? Keren juga lo punya gebetan kaya dia” puji Shita. “Gampang deh, ntar gue kenalin sama temennya Boy”tawar Marsa.
Hari yang dinanti-nanti Marsha pun tiba. Ia bertemu dengan gebetannya. Boy adalah seorang anak pengusaha kaya dan terkenal di Bogor. Ia juga kolektor mobil Lamborghini. Malam ini di salah satu cafe ternama mereka pun bertemu untuk nge-date berdua. Marsha terlihat gelisah menanti kedatangan si Boy. “Boy mana sih, jangan-jangan dia Cuma PHP-in gue” gerutu Marsha.
Namun tak berapa lama Boy akhirnya datang juga. “Hey sha, maaf ya gue lama soalnya tadi masih ada kerjaan” jelas Boy. “Iya gapapa kok, sante aja. Oh iya udah gue pesenin makanan tuh” kata Marsha yang mulai sumringah. “Oke oke”kata Boy. “Jadi, lo beneran kolektor Lamborghini?” tanya Marsha mengawali pembicaraan. “Engga kok, lo tau dari mana?kata Boy. “Iya gue sering liat lo bawa mobil lamborghini” jelas Marsha. “Lo salah paham deh kayanya, sebenernya....”jelas Boy, “Masa sih, yaudah lah ngga penting juga” potong Marsha.
Setelah lama berbincang-bincang mereka pun mengakhiri obrolannya dan kembali ke rumah masing-masing. Hari berganti hari, bulan berganti bulan Marhsa dan Boy semakin dekat dan menjalin hubungan.

“Sha, aku boleh ngomong sesuatu ngga? Tapi kamu jangan tersinggung ya dan janji ngga akan marah” tanya Boy dengan wajah serius. “Iya, mau ngomong apa sih sayang? Pake nanya segala, kaya sama siapa aja” jawab Marsha dengan manja. “Menurut aku kamu itu terlalu ‘hedon’ dan aku mana bisa menuhin semua keinginan kamu yang suka mewah-mewahan itu” jelas Boy. “Jadi, terus mau kamu apa?” kata Marsha dengan nada sedikit meninggi. “Maaf banget sha, aku kayanya ngga bisa lanjutin hubungan kita kalo kamu tetep kaya gini”kata Boy dengan wajah sedikit gelisah takut kalau-kalau nanti Marsha akan marah. “Yaudah kalo kamu maunya gitu, tapi emang apa salahnya aku kaya gini. Kan kita dari awal juga udah saling tahu dan kamu juga ngga pernah protes. Tapi sekarang” kata Marsha dengan air mata mulai berjatuhan membasahi pipinya. “Maaf sha, aku tau aku salah. Awalnya aku kira aku bisa ngikutin kamu dan terima ini, tapi nyatanya. Aku belum bisa “ jelas Boy.
 Semuanya berubah sejak saat ini. Hubungan mereka yang diawali dengan ‘kemewahan’ pun sekarang telah usai. “Jadi, berapa lama hubungan lo sama Boy? tanyaku. “Kok bisa sih lo putus sama dia, kalian kan serasi?” tanya Shita sebelum Marsha sempat menjawab. “Iya gue cuma jadian sama dia sekitar 3 bulanan lah, gue putus karena dia bilang gue terlalu ‘hedon’ alasan klasik lah” jelas Marsha. “Ya mungkin dia cuma alesan, karena udah bosen aja sama lo” kata Shita. “Husstt, lo ngomong apa sih? Kita tuh harusnya hibur dia bukan malah bikin dia down”kataku. “Yaudah lah ya, gue gapapa kok. Lagian menurut gue emang bener kok kalo kita terlalu ‘hedon’ “kata Marsha. “Iya sih bener juga, bokap gue aja hampir bangkrut gara-gara kehidupan hedonisme gue” kata Shita.
Namun sesungguhnya kesenangan dan kemewahaan itu hanya sesaat. Tidak ada kesenangan dan kemewahan yang ‘abadi’. Semua orang memang menyukai kedua hal tersebut, tidak bisa dipungkiri kedua hal tersebut membuat orang terkadang lupa kalau ‘dunia pasti berputar’. Ada saatnya kita di atas ada pula saatnya kita dibawah. Sebaiknya kekita kita ‘di atas’ kita harus sesekali melihat ‘ke bawah’ (memberikan bantuan untuk yang sedang kesusahan). Dan saat kita ‘di bawah’ kita juga sesekali melihat ‘ke atas’ (untuk memotivasi diri kita agar lebih baik dan terpacu untuk terus meningkat).


                By : NTN 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar